Bukan rahasia kalau banyak remaja getol mengakses pornografi online. Dalam penelitian di Australia yang disponsori pemerintah, kebanyakan remaja pria usia 16 sampai 17 tahun mengaku telah melihat konten mesum secara online.
Sedang untuk remaja putri, dua pertiga dari mereka dalam rentang usia yang sama, juga telah menyaksikan pornografi via dunia maya. Namun barangkali agar tak terkesan sebagai anak nakal, sebagian besar responden ini berkilah melihat konten porno itu secara tidak sengaja.
Studi oleh Edith Cowan University ini menyimpulkan orang tua perlu terus mengawasi polah anaknya kala ngenet. Sebab dalam survei, 84 persen remaja pria dan 60 persen remaja putri mengakui terpengaruh pornografi. Sedikitnya satu dari sepuluh responden juga jadi korban pelecehan cyber.
Pemerintah Australia, meski banyak dikritik, berniat mencegah material cabul agar tak dapat diakses di negeri itu. Namun Stephen Conroy selaku Menteri Komunikasi menyatakan, orang tua perlu mencegah anaknya mengakses konten lainnya yang tak pantas dan lolos dari pemblokiran.
"Internet menyediakan dunia penuh kesempatan bagi kaum muda, namun penting kiranya mereka dibekali untuk menghadapi problem seperti pelecehan cyber, konten yang tidak pantas dan pelanggaran privasi," tukas Conroy seperti dilansir News dan dikutip detikINET, Jumat (11/9/2009).
Pemerintah Australia telah menganggarkan dana sebanyak US$ 128 juta untuk melakukan strategi keamanan cyber, di antaranya untuk melindungi anak-anak.
Comments :
Post a Comment