Mungkinkah Ponsel Bertenaga Suara?

Salah satu masalah besar yang dialami oleh dunia sekarang adalah sumber daya energi dan tidak sedikit masalah ini merambat ke arah timbulnya perang dingin yang justru semakin merugikan umat manusia. Memang tidak bisa dipungkiri kalau energi adalah salah satu penopang berlanjutnya kehidupan manusia untuk masa depan.

Walaupun masih minoritas, setidaknya sudah ada beberapa organisasi bahkan perusahaan besar yang mulai mempedulikan masalah kelangkaan sumber energi. Mobil bertenaga surya merupakan salah satu perwujudan keperdulian ini. Salah satu sumber energi yang menurut saya sebenarnya perlu dikembangkan lebih lanjut adalah energi kinetik. Sebut saja jam tangan sebagai salah satu contoh sukses pemanfaatan sumber energi ini.

Suara Sebagai Sumber Energi

Sejauh ini, memang sempat timbul pembahasan sekitar satu tahun lalu tentang penelitian untuk membuat ponsel yang memiliki sumber tenaga kinetik, tapi sayang belum ada kelanjutannya. Walaupun begitu, penelitian untuk mencari sumber energi untuk ponsel tampaknya menemukan cara baru yaitu dengan "suara pembicaraan" yang Anda lakukan dengan ponsel itu sendiri. Jadi, bukan tidak mungkin di masa depan kalau ponsel bisa dijalankan hanya dengan suara dan tidak lagi menggunakan baterai.

Dan mungkin, bukan hanya untuk ponsel, tetapi teknologi yang mengkonversikan getaran ke dalam bentuk energi ini mungkin juga bisa diterapkan pada berbagai macam alat dan sensor alat-alat mobile yang mengkonsumsi daya kecil.

Pernyataan di atas merupakan hasil kerja oleh sekelompok peneliti dari Texas yang menemukan kalau membuat bahan piezoelectric tipe tertentu mencapai sebuah tingkat ketebalan yang spesifik (sekitar 21 nanometer; sebagai perbandingan adalah rambut manusia dengan ketebalan 100 ribu nanometer), Anda bisa mendorong energi yang dihasilkan sebesar 100%.

Sejauh ini semua alat mobile dan sensor nirkabel mengandalkan baterai sedangkan kebanyakan teknologi baterai sekarang ini relatif berat, mahal dan menggunakan beberapa bahan yang berbahaya. Tapi, teknologi yang disebut sebagai "pemanen energi" ini bisa mengubah satu bentuk energi seperti getaran atau sinar matahari menjadi listrik.

Pada tahaun 2007, GreenPeak, sebuah lembaga sensor nirkabel, menemukan sekelompok produk yang didesain dengan inteface untuk berbagai macam tipe pemanen energi komersial yang tersedia, menggantikan peran baterai dengan puluhan ribu node dalam jaringan sensor.

Penelitian baru ini membuka diskusi tentang penghasil energi dalam skala yang sebelumnya jarang dibicarakan, yaitu skala sebesar satu per milyaran meter. Ketika materi pengubah energi dibangun dengan ukuran dalam jangkauan 20 — 23 nanometer, tenaga yang dihasilkan akan menurun secara signifikan, menurut Tahir Cagin, seorang profesor Jurusan Teknik Kimia Artie McFerrin pada Universitas Texas A&M.

Piezoelectric sendiri merupakan sejenis kristal atau keramik yang menghasilkan tenaga listrik ketika diberi tekanan mekanik. Menurut artikel pada Science Daily, benda ini ditemukan pertama kali sekitar 1880an oleh ilmuwan Perancis dan telah diterapkan dalam berbagai aplikasi termasuk cigarette lighter di dalam mobil.

Penelitian Cagin membawa piezoelectric ke dalam dimensi berskala nano, sehingga membawa perubahan yang dramatis terhadap karakteristik kinerja. Materi yang setipis itu ternyata sangat sensitif terhadap tekanan, seperti yang ditimbulkan oleh getaran suara.

Cagin juga didukung oleh Zhong Lin Wang, seorang profesor dan peneliti teknologi nano pada Institut Teknologi Georgia. Wang telah melakukan uji coba dengan sepasang lembar fiber yang dilapisi oleh kawat zinc oxide nano. Dirajut pada sebuah kemeja, serat fiber tersebut bisa menggunakan pergerakan dari tubuh si pengguna untuk memberikan tenaga kepada alat portable. Wang mengatakan kalau jutaan pasang fiber ini, masing-masing sepanjang 1 centimeter (cm), perlu dijahit pada kain tenunan seluas 9 kaki persegi (cocok untuk orang berukuran badan sangat besar) agar bisa digunakan untuk mengoperasikan sebuah iPod.

Penelitian Cagin mungkin bisa mengubah rasio tersebut. Sebuah komponen dengan piezoelectric berukuran optimal bisa menghasilkan tenaga maksimum untuk menjalankan ponsel hanya dengan getaran suara, atau alat mobile lainnya mungkin dengan gerakan atau mengetik pada keypad.

Science Daily juga menunjukkan kalau Proyek Penelitian Lanjutan untuk Lembaga Pertahanan, telah menyelidiki metode untuk para tentara di lapangan agar bisa menghasilkan tenaga dengan berjalan. Dan sensor untuk mendeteksi adanya peledak, juga bisa menggunakan teknologi tersebut sehingga tidak perlu untuk mengganti-ganti baterai.

Hasil penelitian oleh para ilmuwan dari Universitas A&M Texas dan Universitas Houston ini, dilaporkan oleh Science Daily.

Untuk sumber artikel, silakan klik di sini.

Comments :

0 comments to “Mungkinkah Ponsel Bertenaga Suara?”